Jalan Pintas

 Oleh : RT dalam Warta 270610

Renungan ini saya ditulis sebagaian besar karena inspirasi khotbah dari p. Budi Setyono waktu dia berbicara tentang Iman. Waktu dia bahas tentang ujian iman adalah waktu maka timbullah ide menulis ini menjadi bahan renungan di Warta RoL.

Jalan Pintas banyak di pikirkan orang waktu ia menemukan masalah, hal ini tidak menjadi masalah apabila kita ambil melalui pergumulan, pertimbangan & pemahaman masalah dengan baik. Kenyataan nya beberapa orang mengambil Jalan Pintas tanpa melakukan ha – hal diatas, hanya dengan modal nekat dan hasilnya juga “Nekat”.

Abraham telah menjadi contoh bagi kita semua. Janji Tuhan yang di bawa olehnya sungguh luar biasa, seperti yang tertulis di 
Kejadian 15 : 4 – 6 
“Tetapi datanglah firman TUHAN kepadanya, demikian: "Orang ini tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu." Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran”.

Hanya saja pengharapan Abraham hancur takkala dengan gagasan istrinya dalam Kejadian 16 : 2 “Berkatalah Sarai kepada Abram: "Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak." Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai”. Akibat jalan pintas Abraham ini, konsekuensi lama &  mahal dari generasi ke generasi harus dibayar.

Bagaimana dengan kita ? kondisi sekarang merupakan kasih karunia Allah kalau kita sedang dalam masalah dan mengijinkan proses pembentukan nya bekerja atas kita atau kita sedang bermain dengan Tuhan dalam permainan petak umpet yang tidak pernah lucu atau dengan kata lain. Kita sedang memikirkan jalan pintas tanpa pergumulan, pertimbangan & pemahaman.

Ibrani 12 : 6 
“Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia”. 
Iman yang timbul dari firman Tuhan yang akan membuat kita ada dalam perkenanan Tuhan, tidak menjadi mati tetapi hal yang dinamis karena kita lakukan. Berjalan sesuai dengan Proses Nya, yang dengan jalannya waktu akan membentuk kita untuk menjadi teladan. Unsur penting di dalam masalah ini bukan pada ketidak mampuan Tuhan membuat Jalan pintas tetapi pengalihan kita karena kita tidak sabar dalam proses NYA. Padahal : Upah hanya diberikan Allah kepada orang sungguh-sungguh (Bhs Inggris : Diligent / rajin) mencari DIA.

Bertekunlah dalam proses Tuhan, kembali pada jalan NYA, yang akan membawa kebenaran NYA memimpin hidup kita. Tuhan memberkati ! (RT)_ 

Romantisme Masa Lalu Tidak Akan Membuat Siapapun Melakukan Perubahan


Filipi 3:13-14
“Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku,dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.”

Saya sering mendengar banyak orang mengatakan seperti ini: “dulu itu kita jauh elbih baik”, atau “dulu pada masa kita sukses….” Dan lain sebagainya yang pada aintinya mengagung-agungkan masa lalu – kalau bukan mensakralkan – , menganggap masa lalu selalu lebih baik daripada sekarang.
    
Bagi saya pribadi, setiap masa adalah unik. Masa lalu memiliki keunikannya sendiri yang membuat saya belajar begitu banyak. Akan tetapi hari ini juga tidak kalah unuik, yang justru seharusnya membuat kita semua belajar lebih banyak hal untuk melakukan penyesuaian dan mengambil langkah yang lebih baik.
    
Apa yang terjadi di masa lalu sudah lewat dan tidak akan pernah terjadi lagi, jadi tidak perlu menganggap masa lalu menjadi terlalu sakral. Anda perlu meghargai apa yang sudah terjadi di masa lalu, tapi bukan berarti Anda harus terus hidup didalamnya. Anda perlu mengkoreksinya untuk mencari tahu apa yang perlu diperbaiki. Setiap saat adalah era yang baru yangs eharusnya menjadi titik berpijak untuk membuat banyak titik balik yang berharga.
    
Romantisme masa lalu hanya akan membuat Anda terjebak dan tidak akan pernah melakukan langkah inovatif, yang akibatnya akan membuat Anda terus menerus tertinggal dengan dinamika zaman yang makin cepat.
    
Mobil yang hebat di era tahun 1960-an tentu tidak akan bisa menandingi performa mobil era tahun 2000-an. Tapi mobil tahun 2000-an belum tentu juga bisa berguna di era 1960-an (kalau ada). Masanya sudah berganti, dan tiap masa akan memiliki sejarahnya sendiri.
    
Tidak usah risau dengan kisah-kisah sukses yang sudah terjadi. Malah, saya mendorong Anda untuk membuat kisah-kisah sukses yang unik pada masanya masing-masing, karena selalu ada ruang di setiap masa untuk menorehkan sejarah yang besar. Sejarah bukan hanya milik masa lalu, tapi juga apa yang Anda kerjakan hari ini untuk masa depan. Gbu

Memimpin atau Menyertai

 Oleh : YFH dalam Warta 130610

Ada 2 jenis penyertaan Tuhan kepada umat-Nya: Memimpin atau Menyertai. Keduanya menyiratkan campur tangan Tuhan dalam hidup dan permasalahan anak-anakNya. Tapi keduanya memiliki perbedaan yang mendasar.


Memimpin
Dalam konsep memimpin, Tuhan berjalan di depan sementara anak-anakNya mengikuti di belakangnya. Tuhan bergerak lebih dahulu, kita mengikuti. Inisiatif ada di tangan Tuhan. Entah kondisi mendukung atau tidak, siap atau tidak; ketika Tuhan melangkah, maka bergeraklah segala sesuatu mengikuti kehendakNya.
Tugas umatNya adalah setia mengikuti. Kemanapun Tuhan bergerak, kita mengarah dan bergerak ke sana juga. Jika lengah, kita bisa tertinggal. Jika tertinggal, kita tidak mengalami kasih dan kuasa Tuhan.
Dalam kondisi Tuhan memimpin ini, kita perlu perlu peka dengan arahan Tuhan. Kapan waktu Tuhan bergerak dan kemana arah Tuhan bergerak. Kita perlu juga memiliki kesetiaan dan konsistensi: selama Tuhan bergerak, kita terus bergerak juga. Contoh Tuhan memimpin dalam Alkitab adalah ketika bangsa Israel sedang berada di padang gurun setelah keluar dari tanah Mesir.

Keluaran 13:21-22
TUHAN berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam.  Dengan tidak beralih tiang awan itu tetap ada pada siang hari dan tiang api pada waktu malam di depan bangsa itu.

Waktu itu Tuhan memberi tiang awan dan tiang api untuk memandu perjalanan bangsa Israel. Jika tiang awan atau tiang api bergerak, bangsa Israel bergerak juga. Jika tiang awan dan tiang api berhenti, bangsa Israel berhenti juga.


Menyertai
Dalam konsep menyertai, kita bergerak, Tuhan ada di samping kita.  Anak-anakNya bergerak terlebih dahulu, sementara Tuhan menyertai. Inisiatif ada di tangan umatNya. Inisiatif ada di tangan kita. Jika kita bergerak, Tuhan akan bergerak juga. Jika kita diam, Tuhan juga diam.
Tugas umatNya adalah bergerak terlebih dahulu. Sesulit apapun kondisinya, jika kita bergerak, Tuhan pasti bergerak juga. Salah jika kita tetap diam jika Tuhan sudah  menjanjikan penyertaanNya kepada kita.
Dalam kondisi Tuhan menyertai ini, kita perlu percaya dan mengambil langkah pertama. Di sepanjang perjalanan kita tetap perlu berkerja keras. Tuhan akan menjadi pembela dan perisai yang teguh.
Contoh Tuhan menyertai dalam Alkitab adalah ketika bangsa Israel hendak masuk ke tanah perjanjian.

Yosua 1: 9
Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi."
Waktu itu Tuhan sedang memberikan briefing kepada Yosua yang bertindak sebagai pengganti Musa/pemimpin Israel. Tuhan dengan jelas berkata agar Yosua mengambil tindakan. Tindakan yang disertai dengan keteguhan hati dan dengan tetap berpegang pada hukum Tuhan. Di sini Tuhan menjanjikan penyertaan atas setiap aksi yang diambil oleh Yosua dalam memimpin bangsa itu masuk tanah Kanaan.

Implementasi
Implementasi yang dapat kita lakukan dalam hidup adalah dengan pertama-tama memeriksa: Tuhan sedang memimpin atau sedang menyertai hidup kita. Jika Tuhan sedang memberikan pimpinanNya, tugas kita adalah tunduk, taat, dan setia mengikutiNya. Jika Tuhan sedang memberikan penyertaanNya, tugas kita adalah segera aktif mengambil tindakan, bekerja keras, dan tetap tinggal dalam anugrahNya. Dan jika Tuhan tidak memimpin ataupun menyertai, maka kita perlu memeriksa hidup kita: apakah kita tinggal dalam kasihNya atau tidak. Jadi, mari kita hidup sesuai dengan kasih karunia yang diberikanNya pada kita. Tuhan memberkati.

Tetap Berlari

Oleh : D dalam Warta 060610

Sepenggal surat…..

“AnakKu yang terkasih, Aku hampir tidak percaya ketika membaca suratmu. Bukankah baru beberapa minggu yang lalu engkau berjanji tidak akan menyerah? Aku tahu, mungkin minggu-minggu ini terasa sangat sulit bagimu, tapi, anakKu, kuatkan hatimu. Tetaplah berlari dalam track yang sudah kusediakan karena Aku tahu yang terbaik bagimu. Bila kau merasa lelah, berhentilah sejenak, ambil roti dan air hidup yang PutraKu telah tawarkan dan makanlah. Aku yakin, setelah kau mendapatkan keduanya, kau akan merasa segar kembali. Setelah itu, tarik nafas dalam-dalam dan mulai langkahkan kakimu untuk bergerak maju. Fokuskan pandanganmu pada apa yang ada di depanmu, pada tujuan yang kau miliki, yaitu menyelesaikan perlombaan dan menjadi juara.”

 Kemana mata kita memandang, disanalah kita akan berada. Namun, tanpa disadari seringkali kita tertunduk lesu dalam menghadapi sulitnya hidup ini, dan lupa akan harapan dan tujuan akhir yang telah Dia berikan. Himpitan dan hambatan akan selalu ada dalam langkah kita karena itulah proses kehidupan, namun menyerah tidak seharusnya menjadi sebuah pilihan.

Seperti kata seorang teman bahwa iman adalah esensi dari  setiap pengharapan kita akan janjiNya; inilah yang seharusnya tetap menyemangati kita dalam melakukan segala sesuatu. Sebuah semangat yang dibangkitkan oleh kesadaran kita akan menerima janjiNya pada akhir pertandingan hidup ini. Sesuatu yang terbaik yang telah disediakan dan akan kita terima ketika kita tetap berjalan maju dan melakukan yang terbaik tentunya.

Filipi 3 : 13-14
Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.

Berlari seorang diri dalam sebuah lintasan akan membosankan tentunya ketika kita melakukannya dalam jarak dan waktu yang panjang. Dengan semua keterbatasan manusia, kehilangan focus mungkin akan dialami ketika melewati lembah kelam dengan membawa beban yang berat. Disinilah semangat kebersamaan dan dukungan dari teman, saudara, atau orang lain serasa sangat kita butuhkan untuk tetap menyadarkan kita pada tujuan yang hendak kita capai. Karena tak bias dipungkiri bahwa ketika kita lemah dan terbuai dengan kondisi yang ada seperti menghipnotis kita untuk tetap berjalan di dalamnya sampai suatu saat nanti kita berhenti. Dibutuhkan suatu tepukan di bahu untuk membawa kesadaran kita kembali.

Komunitas, itulah jawabannya. Suatu tempat dimana kita bisa saling menyemangati dan terus mengingatkan satu dengan yang lain dengan dasar kasih untuk tetap berlari sampai garis finish.
Mari sebagai sebuah komunitas dan keluarga dalam kasihNya kita berlari bersama untuk menerima mahkota yang telah Dia sediakan.

Masih banyak hal dalam sebuah pertandingan dari sekedar menang atau kalah – The Cars.