Sepenggal surat…..
“AnakKu yang terkasih, Aku hampir tidak percaya ketika membaca suratmu. Bukankah baru beberapa minggu yang lalu engkau berjanji tidak akan menyerah? Aku tahu, mungkin minggu-minggu ini terasa sangat sulit bagimu, tapi, anakKu, kuatkan hatimu. Tetaplah berlari dalam track yang sudah kusediakan karena Aku tahu yang terbaik bagimu. Bila kau merasa lelah, berhentilah sejenak, ambil roti dan air hidup yang PutraKu telah tawarkan dan makanlah. Aku yakin, setelah kau mendapatkan keduanya, kau akan merasa segar kembali. Setelah itu, tarik nafas dalam-dalam dan mulai langkahkan kakimu untuk bergerak maju. Fokuskan pandanganmu pada apa yang ada di depanmu, pada tujuan yang kau miliki, yaitu menyelesaikan perlombaan dan menjadi juara.”
Kemana mata kita memandang, disanalah kita akan berada. Namun, tanpa disadari seringkali kita tertunduk lesu dalam menghadapi sulitnya hidup ini, dan lupa akan harapan dan tujuan akhir yang telah Dia berikan. Himpitan dan hambatan akan selalu ada dalam langkah kita karena itulah proses kehidupan, namun menyerah tidak seharusnya menjadi sebuah pilihan.
Seperti kata seorang teman bahwa iman adalah esensi dari setiap pengharapan kita akan janjiNya; inilah yang seharusnya tetap menyemangati kita dalam melakukan segala sesuatu. Sebuah semangat yang dibangkitkan oleh kesadaran kita akan menerima janjiNya pada akhir pertandingan hidup ini. Sesuatu yang terbaik yang telah disediakan dan akan kita terima ketika kita tetap berjalan maju dan melakukan yang terbaik tentunya.
Berlari seorang diri dalam sebuah lintasan akan membosankan tentunya ketika kita melakukannya dalam jarak dan waktu yang panjang. Dengan semua keterbatasan manusia, kehilangan focus mungkin akan dialami ketika melewati lembah kelam dengan membawa beban yang berat. Disinilah semangat kebersamaan dan dukungan dari teman, saudara, atau orang lain serasa sangat kita butuhkan untuk tetap menyadarkan kita pada tujuan yang hendak kita capai. Karena tak bias dipungkiri bahwa ketika kita lemah dan terbuai dengan kondisi yang ada seperti menghipnotis kita untuk tetap berjalan di dalamnya sampai suatu saat nanti kita berhenti. Dibutuhkan suatu tepukan di bahu untuk membawa kesadaran kita kembali.
Komunitas, itulah jawabannya. Suatu tempat dimana kita bisa saling menyemangati dan terus mengingatkan satu dengan yang lain dengan dasar kasih untuk tetap berlari sampai garis finish.
Mari sebagai sebuah komunitas dan keluarga dalam kasihNya kita berlari bersama untuk menerima mahkota yang telah Dia sediakan.
Seperti kata seorang teman bahwa iman adalah esensi dari setiap pengharapan kita akan janjiNya; inilah yang seharusnya tetap menyemangati kita dalam melakukan segala sesuatu. Sebuah semangat yang dibangkitkan oleh kesadaran kita akan menerima janjiNya pada akhir pertandingan hidup ini. Sesuatu yang terbaik yang telah disediakan dan akan kita terima ketika kita tetap berjalan maju dan melakukan yang terbaik tentunya.
Filipi 3 : 13-14
Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.
Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.
Berlari seorang diri dalam sebuah lintasan akan membosankan tentunya ketika kita melakukannya dalam jarak dan waktu yang panjang. Dengan semua keterbatasan manusia, kehilangan focus mungkin akan dialami ketika melewati lembah kelam dengan membawa beban yang berat. Disinilah semangat kebersamaan dan dukungan dari teman, saudara, atau orang lain serasa sangat kita butuhkan untuk tetap menyadarkan kita pada tujuan yang hendak kita capai. Karena tak bias dipungkiri bahwa ketika kita lemah dan terbuai dengan kondisi yang ada seperti menghipnotis kita untuk tetap berjalan di dalamnya sampai suatu saat nanti kita berhenti. Dibutuhkan suatu tepukan di bahu untuk membawa kesadaran kita kembali.
Komunitas, itulah jawabannya. Suatu tempat dimana kita bisa saling menyemangati dan terus mengingatkan satu dengan yang lain dengan dasar kasih untuk tetap berlari sampai garis finish.
Mari sebagai sebuah komunitas dan keluarga dalam kasihNya kita berlari bersama untuk menerima mahkota yang telah Dia sediakan.
Masih banyak hal dalam sebuah pertandingan dari sekedar menang atau kalah – The Cars.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.