Investasi itu Memberi

Oleh : Hari Kristiono dalam Warta 240612

Memberi, suatu kata sederhana yang mungkin terlalu sering kita dengar. Namun berapa sering kita menjadi subyek aktif  dari kata memberi, atau malah menjadi subyek pasifnya dengan kata lain ‘diberi’.

Sebuah pengalaman tentang memberi mengajarkan saya mengenai suatu hal yang lebih menarik. Ketika saya menginginkan sebuah barang yang menurut saya tidak murah maka muncul sebuah inisiatif untuk menabung supaya bisa memilikinya. Sekian lama, dana telah terkumpul dan sebentar lagi bisa digunakan. Kesenangan dalam angan pun telah terbayang, menggunakannya untuk melakukan banyak hal menyenangkan yang telah direncanakan. Tak disangka jika kesenangan yang terbayang itupun harus lenyap dalam seketika saat ada kerabat yang mengalami kesusahan dan membutuhkan pertolongan segera dalam dana. Maka dengan berat hati dana yang telah terkumpul itupun harus direlakan untuk membantunya. Berat memang; mudah, tentunya tidak, tapi ternyata bisa juga.

Waktu telah berjalan dan dengan usaha, barang yang sebelumnya saya inginkan berhasil saya miliki. Aktivitas berjalan dan semuanya penuh dengan kepuasan dan kesenangan. Dan itu hanya sebentar. Setelah bosan, semua menjadi biasa dan terlupakan.

Dalam perenungan, mengingat masa-masa yang berlalu. Teringat akan sebuah senyuman yang mungkin takkan pernah terlupakan. Sebuah senyuman yang tercipta karena adanya hati yang mau memberi. Senyuman pada bibir sang kerabat yang telah lama berlalu itu. Memberikan kenangan yang tak mungkin untuk dilupakan, kenangan manis tentunya. Sebuah kesenangan yang akan terkenang melebihi sebatas kepuasan sesaat.

Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, 
ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, 
tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, 
ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.
Galatia 6 : 8

Apa yang ditabur itulah yang akan dituai. Tak pernah menabur, maka jangan harap untuk menuai. Menabur yang jahat, bersiaplah untuk menuai malapetaka. Menabur yang baik maka akan menuai yang jauh lebih baik pula. 

Investasi, kata yang disepakati untuk menjadi tema di tahun ini. Investasi yang juga dapat diartikan menjadi menabur atau menanam untuk mendapatkan hasil kelak yang lebih banyak. Investasi yang hanya dapat dilakukan ketika ada sesuatu yang keluar dari kehidupan kita, bukan untuk sia-sia tentunya. Investasi , hal yang dapat kita lakukan sekarang untuk masa depan. Investasi bukan sekedar masalah material tapi lebih dari itu, kekekalan. Investasi yang tidak hanya menghasilkan kesenangan sesaat tapi kenangan manis. Investasi bukanlah hanya berfokus pada diri sendiri, tapi mulai membuka diri untuk saling mengisi dan menghasilkan sesuatu yang lebih besar dan baik tentunya. Investasi itu memberi. Menurut anda, apakah investasi dalam hidup Anda?

Taburlah sekalipun itu sedikit karna itulah yang nantinya memelihara kita di masa yang sulit. Janganlah berhenti menabur; janganlah berhenti berinvestasi!
Tuhan memberkati.

,,,berilah maka engkau akan menerima,,,

Mengapa Begitu Penting....???

Oleh Johan Lomantojo dalam Warta 170612

Kedangkalan adalah kutukan pada jaman ini, kebutuhan yang mendesak hari ini bukan pada sejumlah besar orang-orang yang memiliki kepandaian, atau orang-orang yang memiliki keahlian, tetapi kepada orang-orang yang memiliki kedalaman untuk menjalani kehidupan. 
(kalimat pembuka dalam buku Celebration of Discipline)

Setiap hari dalam hidup, tidak bisa lepas dari pilihan, dunia menawarkan banyak pilihan, apalagi hari ini kita berada di masa perkembangan teknologi informasi, yang sangat cepat, sehingga tuntutan makin banyak, sepertinya dunia juga berputar semakin cepat, orang selalu mengandalkan kecepatan, untuk meraih segalanya dalam hidup ini, dan dunia menunjang dengan fasilitas yang memikat keinginan jiwa manusia, namun disadari atau tidak, budaya ini telah melahirkan suatu generasi instant, generasi yang tidak memiliki kedalaman dalam memandang kehidupan mereka tidak menyukai untuk berproses dalam kehidupan, dan lebih menyukai untuk mengambil jalan pintas, sehingga banyak menimbulkan permasalahan.

Dan budaya tersebut mulai masuk dalam komunitas kristen, tetapi prinsip Firman Tuhan untuk kehidupan manusia adalah alamiah, tidak ada cara instant dalam meraih kedewasaan, harus ada proses pertumbuhan, ada perjuangan dalam menghadapi tantangan untuk meraih kesuksesan, dan belajar untuk mengembangkan pemahaman yang benar di segala segi kehidupan, dan semua itu membutuhkan waktu.

Mengapa begitu penting kita memberi waktu (investasi) untuk membaca  merenungkan dan melakukan segala yang tertulis dalam Alkitab, karena dari situlah ada sumber hikmat yang akan mengubah cara berpikir dan sumber kehidupan yang memberi kekuatan bertindak, dalam menghadapi setiap situasi kehidupan, daripadanyalahada jawaban bagi permasalahan. Jadi semakin pengertian kita dipenuhi dengan Firman Tuhan, cara hidup yang benar itu menguasai kita, sehingga kita dapat menang dalam area-area kehidupan dan menjadi berkat buat orang di sekitar kita.

Kolose 2 : 6-8
Kamu telah menerima Kristus Yesus,
 Tuhan kita Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia.
Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, 
hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, 
dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.
Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu 
dengan filsafatnya yang kosong dan palsu.
Menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, 
tetapi tidak menurut Kristus.

Tuhan memberkati!

Panggilan Hati

Oleh Robert Tjahjono dalam Warta 100612

Tahun ini disebut The Year of Investment/ Tahun Investasi. Dalam kamus Investasi selalu dikaitkan dengan bisnis, pasar modal/ saham dll, bila didefinisikan : Menanam modal untuk mendapatkan keuntungan.

Sebenarnya, investasi itu telah terjadi dalam hidup sehari-hari, apa saja yang dilakukan dengan hati murni/ tidak dan tulus/ tidak, akan menghasilkan sesuatu di masa depan. Harapannya di masa depan menghasilkan sesuatu yang baik dan berarti, jika itu harapannya maka lakukan segala sesuatu dengan hati yang murni dan tulus.

II Timotius 1:3-11 mengajarkan tentang 2 hal penting dalam berinvestasi, yaitu :

1.    Pada ayat 6-7 "Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu. Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. Mulailah melakukan sesuatu dari yang ada, mungkin tidak punya 5 talenta/ 2 talenta tetapi Cuma 1 talenta, mulailah dengan yang 1 talenta. Mungkin tidak punya harta/ uang untuk menolong orang lain tetapi punya mulut yang dapat dipakai untuk mengatakan sesuatu yang membangun, mulailah lakukan. Mungkin punya waktu yang lebih/ ada, daripada menganggur/ sia-sia, bergunakan waktu yang ada untuk melakukan sesuatu dengan harapan , bisa menghasilkan sesuatu yang berharga di masa depan.

2.  Pada ayat 9 “Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman” Setiap orang percaya dipanggil dalam rencana kasih karunia Nya. Panggilan itu bisa berupa Mimpi/ beban/ visi pribadi yang menunjukkan dimana seseorang melakukan sesuatu dalam hidupnya untuk kerajaan Sorga. Panggilan adalah kerinduan yang Tuhan berikan kepada setiap pribadi.

Dalam arti kata lain Firman Tuhan mengajarkan untuk berinvestasi mulailah melakukan panggilan yaitu kerinduan yang Tuhan berikan dalam hati dengan modal, apa yang ada.

Dalam Panggilan tersebut, Tuhan akan berproses memberikan jalan, hikmat dan kuasa yang menyertai sehingga apa yang dilakukan, dibuat berhasil. Tuhan akan membuat perbedaan antara orang yang melakukan sesuatu karena hal yang umum/ bisa, bahkan karena sungkan dsb dengan orang yang melakukan karena panggilan hati dalam hidupnya.

Orang yang hidup dan melakukan panggilan hatinya 
akan tahan menghadapi dinamika hidup, 
kekuatan panggilan tersebut yang memungkinkan bahwa 
beban dalam hidup ini dapat ditanggung,
 mimpi menjadi realita & visi dapat dihidupi.

Mari berinvestasi dengan mengobarkan semangat, bahwa apa yang ada dapat Tuhan pakai untuk melakukan panggilan Nya dalam hati !

Tuhan memberkati.

Mengandalkan Tuhan


Oleh Robert Tjahjono dalam Warta 030612

Tahun ini disebut The Year of Investment/ Tahun Investasi. Dalam kamus Investasi selalu dikaitkan dengan bisnis, pasar modal/ saham dll, bila didefinisikan : Menanam modal untuk mendapatkan keuntungan.

Sebelum jauh memahami dan mengaktualisasikan diri dalam tahun investasi, mari kembali pada nilai/ Value kehidupan RoL, yaitu : Bergantung pada Tuhan (Dependence on God). Nilai/ Value adalah Karakteristik, ciri mulai yang ditonjolkan dalam kehidupan, orang yang mempunyai nilai/ value akan hidup dengan kekuatan dan daya tahan yang luar biasa. Dalam masa kelimpahan dapat bersyukur dan berbagi, dalam masa kekurangan dapat bersyukur dan menerima.

Orang yang Bergantung pada Tuhan, ialah :

1. Orang yang sadar akan Tuhan, bertumbuh terus mengenali Tuhan dalam semua aspek hidup. Tuhan bukan hanya dalam aspek kerohanian saja tetapi semua aspek hidup ini  : Keuangan, keluarga, hubungan, pekerjaan, pendidikan dan lain lain. Pengenalan akan Tuhan inilah yang akan membuat perbedaan hidup dengan orang yang belum percaya, lewat pengenalan akan Tuhan, didapatkan Hikmat, yaitu pengenalan terhadap makna kehidupan sehingga tidak hidup sia-sia tetapi memberi arti. Pengenalan akan Tuhan membawa kesadaran semakin meningkat sehingga menjadi orang yang ingat Tuhan dengan apa yang dilakukan. Kenali Tuhan lewat Firman Nya dan saat intim dengan Nya.
Paulus orang yang pintar/ cerdas/ tokoh memberikan ungkapan bahwa :

“Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.   Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan” 
Filipi 3:7-9 

Artinya pengenalan akan Tuhan lebih mulia dari apa yang mungkin paling baik pada masa sebelumnya. Sudahkan kesadaran akan Tuhan meningkat dalam hidup ini ?

2. Orang yang percaya kepada Tuhan, bertumbuh dalam iman. Percaya penuh bahwa Tuhan tahu apa yang terbaik dalam kehidupan ini, kondisi bisa berubah tetapi keyakinan akan Tuhan akan tetap, bahkan meningkat. Lewat Kondisi tersebut, semakin tahu apa yang terbaik, yang Tuhan sediakan dalam hidup ini. Percayalah pada Tuhan dalam semua kondisi hidup.

“Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia”. 
Ibrani 11:6

3. Orang yang berserah kepada Tuhan, bertumbuh dalam pengharapan. Penyerahan yang akan membuat kekuatiran hilang,  pengalaman hidup yang yang membuat belajar dari cara Tuhan. Berserahlah dengan belajar cara dan jalan Nya.

Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu. 
I Petrus 5:7

Bergantung pada Tuhan adalah perjalanan kehidupan orang percaya yang dijalani dengan mengenali Tuhan sehingga meningkat kesadarannya, memudahkan untuk mempercayai Tuhan sepenuhnya dan semakin hidup dalam penyerahan.

Berinvestasilah dengan mengenali kehendakNya, sehingga dalam dinamika hidup tetap percaya/ yakin dan menyerah sepenuhnya dalam pembelajaran hidup ini bahwa Yesus yang terbaik & bersama dengan Nya melakukan perkara besar.

Tuhan memberkati !  

Kompetensi


Oleh : Robert Tjahjono dalam Warta Jemaat 270512

Tahun ini disebut The Year of Investment/ Tahun Investasi. Dalam kamus Investasi selalu dikaitkan dengan bisnis, pasar modal/ saham dll, bila didefinisikan : Menanam modal untuk mendapatkan keuntungan.

Firman Tuhan memberi inspirasi menarik : “Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya”. Ungkapan ini ditulis dalam Matius 13:12 dan diulang lagi di Matius 25:29, sebagai salah satu kesimpulan dari 2 perumpamaan yang berbicara tentang Menabur & Talenta

Pada Matius 13, Yesus mengajarkan Perumpaan tentang menabur, artikel warta minggu lalu (20 Mei 2012) sudah dibahas, yaitu : Tanah dipinggir jalan, Tanah berbatuan, Tanah berduri dan Tanah Baik. Hal ini membahas tentang kondisi hati manusia. Dalam ayat ke 12 muncul ungkapan ini, yang seakan akan Yesus melakukan penekanan bahwa siapkan hati menjadi tanah yang baik, sehingga benih dapat tertanam dan berbuah atau pada akhirnya akan terjadi penyesalan bahwa dalam hidup ini tidak menghasilkan apa apa, bahkan yang ada pada diri ini sama dengan yang lain nya, tidak menarik dan ditinggalkan orang.

Pada Matius 25, Yesus mengajarkan Perumpamaan tentang Talenta, ada yang diberi 5, yang lain diberi 2 dan yang lain lagi diberi 1. Yang diberi 5 digandakan menjadi 10, yang diberi 2 digandakan menjadi 4 dan yang diberi 1 disimpan tetap menjadi 1 dengan alasan yang macam-macam. Untuk yang diberi 1, Yesus memberikan penekanan dengan ungkapan diatas, dianggap penting & perlu bahwa kalau sudah memiliki maka yang ada harus diusahakan supaya bertambah karena kalau tidak maka apa yang sudah ada menjadi mubazir, semua orang juga punya. Masalah bukan pada jumlah (1/2/5) tetapi berapapun yang ada, bila diusahakan maksimal dapat menghasilkan.

Kondisi seperti ini disebut dengan Kompetensi/ bersaing, kalau mempunyai sesuatu mari diupayakan supaya apa yang ada dapat berkembang dan menghasilkan karena kalau apa yang ada dibiarkan saja, sebanyak apapun yang ada akan sama dengan yang lain pada akhirnya, tidak berkembang, tidak bisa bersaing sehingga akhirnya menjadi ditinggalkan orang.

Kompetensi berarti mengoptimalkan apa yang sudah ada, semangat ini akan menjadi gaya hidup sehingga kalau Tuhan ijinkan diberi tambahan maka akan tetap dioptimalkan menjadi lebih, lebih dan lebih lagi. Berbuah 30x, 60 x atau 100x lipat tergantung keoptimalan yang bisa diusahakan dalam anugerahNya.

Investasikan apa yang kita punya (Tenaga/ Pikiran/ Hubungan/ Benda/ Uang dll) yang telah didapatkan sebagai anugerah Tuhan. Usahakan dengan optimal sehingga menghasilkan dan bisa berkompoetensi. Kalau tidak demikian maka orang lain akan mengembangkan apa yang mereka punya dan sesuatu yang tidak berkembang akan ditinggal orang . . .

Tuhan memberkati !