The Year of Improvement : "Worship"

oleh RT dalam Warta 271111


Tahun ini, mulai dari bulan April 2011 sampai Maret 2012 dikenali sebagai “The Year of Improvement bagi komunitas River of Life, sebagai hasil doa, pergumulan dan diskusi antara perjalanan dan harapan masa depan.

The Year of Improvement”, dapat dipahami dalam bahasa Inggris berarti : Change for the better, arti dalam bahasa Indonesia : Berubah untuk menjadi baik, dengan arti lain : Peningkatan, Perbaikan & Kemajuan.

Firman Tuhan memberikan inspirasi dalam Efesus 2 : 10 
Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.”

Dalam hubungan pribadi dengan Tuhan maka sudah seharusnya terjadi Improvisasi terus menerus sehingga pengenalan akan Tuhan bertambah-tambah. Oktober – Nopember 2011, jemaat di ajar tentang Penyembahan, dari pengajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa penyembahan kepada Tuhan memiliki makna yang dapat dibagi dalam 3 dimensi waktu, yaitu :

1.    Dimensi waktu masa lalu, hal ini akan mengingatkan akan kasihNYA yang sangat besar, yang tak mungkin dapat dibalas kecuali memberikan penyembahan yang terbaik dari seluruh bagian hidup ini. Bukan saat ada dalam acara ibadah tetapi keseharian hidup. Kasih NYA besar yang telah menebus dari kesia siaan yang berbuah maut, memberi makna baru sehingga nyata dalam apa saja yang dilakukan.
2.    Dimensi waktu masa sekarang, hal ini akan nyata pada apa yang dikerjakan dalam segala hal. Pertolongan, hikmat & penyertaan NYA selalu siap bekerja dalam hidup ini. Bukankah hal ini dapat dimaknai bahwa dalam segala hal, Tuhan bekerja untuk kebaikan.
3.    Dimensi waktu masa depan, hal ini nyata bahwa inti penyembahan berbicara tentang hati Tuhan yaitu bangsa-bangsa. Penyembahan berarti meraih harapan di masa depan supaya setiap orang berlutut dan mengakui Yesus adalah Tuhan.

Dalam hubungan dengan Improvement, sudahkah dalam hubungan pribadi dengan Tuhan telah terjadi peningkatan dari memahami dan tinggal bersama dalam kasihNYA yang besar. Beralih pada komitmen hidup benar dengan mengandalkan Tuhan untuk menyatakan Pertolongan, hikmat dan kekuatan NYA dan mengerjakan apa yang ada dalam hati Tuhan untuk bangsa bangsa ? Kalau belum, berarti ini kesempatan yang baik untuk “memaksa” diri untuk berimprovisasi ! Tuhan memberkati.

Seberapa Besar Nilai-Nya Di Hidupku?

Oleh JLo dalam Warta 201111


Di dalam rutinitas yang kita jalani setiap hari, pernahkah berhenti sejenak dan merenungkan betapa dahsyatnya kehidupan dalam tubuh jasmaniah kita, atau bepergian ke suatu tempat yang memiliki pemandangan alam yang indah,yang membuat perasaan menjadi takjub, kemudian tanpa disadari kekaguman terhadap pribadi yang mahakuasa,  berkarya dalam penciptaan,alam semesta ini, muncul dari benak kita.

Kadang kesibukan mengaburkan mata hati kita untuk bisa melihat pekerjaan-pekerjaan Tuhan yang besar di sekitar kita, tuntutan pekerjaan dan pencapaian-pencapaian target pribadi seringkali menggantikan kebenaran bahwa  “berkat adalah dari Tuhan dan susah payah tidak akan menambahinya”. 

Sejak semula Allah ingin umat-Nya untuk menjadikan DIA sebagai yang utama dalam kehidupan mereka, DIA menggambarkan diri-Nya sebagai Allah yang cemburu karena DIA pencipta dari kehidupan dan mahakuasa, tidak ada yang menyamai-Nya dan tidak menghendaki umat-Nya menyembah kepada allah  lain, yang sebenarnya tidak memiliki kuasa yang sama dengan-Nya dan tidak sempurna seperti DIA. Sudah selayaknya kalau Sang Pencipta akan sangat melindungi ciptaanNya sebaliknya ciptaanNya memberikan nilai dan penghargaan yang besar kepada Penciptanya.

Saya sangat terinspirasi dengan Daud dalam Mazmur 23, dalam ayatnya pertama dikatakan 
“Tuhan adalah gembalaku, tak kan kekurangan aku “ 

kalau saya terjemahkan dalam bahasa perenungan saya,seperti ini 
   “Jika Tuhan yang menuntun dan memelihara  aku, tidak ada lagi yang aku inginkan, tidak ada satu hal pun yang kurang di hidupku”  

dan bila kita bandingkan dengan Matius 6:31-33 yang berkata 
    “Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan Kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”

Dari ayat-ayat di atas jelas bahwa bila Tuhan dan kebenaran-Nya menjadi nomor satu di hidup kita, maka segala kebutuhan kita akan tercukupi.

Hari ini apakah penyembahan kita benar-benar hanya tertuju kepada DIA, berhati-hatilah bahwa iblis juga berusaha menarik penyembahan untuk dirinya (Matius 4:8-9), oleh karena itu jika orientasi hidup kita hari ini tanpa disadari hanya mengejar keinginan-keinginan atau pencapaian-pencapaian yang tidak ada habisnya untuk pemenuhan kepuasan hati,  sadarlah bahwa tipuan si jahat berhasil mempedayai diri kita  untuk menyembahnya. 

Kepada siapa penyembahan kita tujukan, dapat diketahui dengan cara “kepada siapakah kita menaruh penghargaan yang terbesar atau memberi nilai tertinggi dalam hidup ini?”

Aspek Pujian Penyembahan


 Oleh DC dalam  Warta 131111
Musik merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hampir di setiap tempat kita pasti mendengarkan musik. Oleh karena itu, jika hidup manusia harus dipisahkan dari musik, maka hidup ini akan terasa hambar seperti sayur tanpa garam. Musik memang merupakan sesuatu hal yang menarik untuk dibicarakan. Banyak hal berkaitan dengan musik dapat digali menjadi topik menarik untuk diperbincangkan. 

Secara khusus mengenai musik gereja, musik memegang peranan penting baik pada saat digunakan secara pribadi maupun kelompok. Secara horisontal musik dapat digunakan untuk menguatkan iman, sedangkan secara vertikal musik dapat digunakan sebagai sarana pujian dan penyembahan kepada Tuhan. Menggali lebih dalam mengenai memuji Tuhan, Mazmur 33 menguraikan aspek-aspek dalam memuji Tuhan.

1.        Perintah untuk Memuji Tuhan
Memuji dan bersorak bagi Tuhan merupakan sesuatu yang diperintahkan oleh Tuhan (ayat 1). Tuhan senang menerima pujian karena memang Dia layak untuk dipuji. Tetapi, bukan berarti bahwa semua orang layak untuk memuji Tuhan karena Tuhan hanya menghendaki pujian dari umat-Nya yang hidup benar dan jujur di hadapan-Nya.

Hidup benar di hadapan Tuhan maksudnya adalah setiap orang yang dipandang benar oleh Tuhan. Seseorang dipandang benar di hadapan Tuhan ketika ia percaya kepada Yesus dan dilahirkan kembali sehingga menjadi anak-anak Allah. Jadi sangat jelas bahwa orang yang belum dibenarkan oleh Allah tidak layak menaikkan pujian kepada Tuhan. Anak Tuhan atau orang percaya yang tidak hidup dalam kebenaran, bagi Tuhan tidak ubahnya seperti sesuatu yang menjijikkan dan memuakkan. Hal ini penting sekali untuk diingat bahwa tatkala kita memuji Tuhan haruslah diawali dengan suatu kehidupan yang berkenan kepada-Nya, yaitu kehidupan yang telah dibenarkan oleh Tuhan serta berjalan dalam terang kebenaran Tuhan.

2.        Metode Memuji Tuhan
Mazmur 33:2-3 menjelaskan tentang aspek kedua dari memuji Tuhan, yaitu metode yang dapat digunakan dalam memuji Tuhan. Banyak orang berpikir bahwa memuji Tuhan itu hanya dengan mulut. Secara garis besar ada dua metode yang dapat digunakan untuk memuji Tuhan :
 a. menggunakan instrumen atau alat musik seperti kecapi, gambus, dan lain-lain. Pemazmur menyinggung pula tentang kualitas dalam penggunaan instrumen dalam memuji Tuhan. Tuhan menuntut kualitas terbaik dari yang bersangkutan untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Seberapa baik kualitas seseorang memainkan instrumen musik, itulah yang Tuhan inginkan. Hal ini mengandung pengertian bahwa Tuhan menghendaki persembahan terbaik bukan hanya dari segi teknik, tetapi juga dari sikap hati yang rindu memberikan yang terbaik bagi Tuhan.

b. menggunakan vokal atau mulut kita untuk menaikkan puji-pujian kepada Tuhan. Kita tahu bahwa tidak semua orang memiliki kualitas suara seperti artis ternama, tetapi bukan berarti kita tidak layak menggunakan mulut kita untuk memuji Tuhan. Tuhan menghendaki nyanyian baru. Ini bukan berarti setiap kali kita memuji Tuhan harus ada lagu baru. Maksud dari pernyataan di atas adalah tatkala kita memuji Tuhan, itu didasari oleh sikap hati yang terbaru sebagai respon kita kepada Tuhan.

Kita dapat menggunakan musik instrumental atau musik vokal saja untuk memuji Tuhan, tetapi dapat juga menggunakan keduanya dengan sikap hati yang ingin memberikan yang terbaik bagi Tuhan.

3.         Alasan Memuji Tuhan
Aspek ketiga dalam ayat 4-17, pemazmur menjelaskan kepada kita tentang alasan memuji Tuhan. Sangat jelas bahwa alasan memuji Tuhan berorientasi kepada relasi si pemuji dengan oknum kepada siapa pujian itu dinaikkan. Pujian kepada Tuhan didasari oleh pengalaman pribadi seseorang bersama Tuhan. Semakin banyak pengalaman seseorang bersama Tuhan semakin memungkinkan ia memiliki alasan kuat mengapa ia harus memuji Tuhan. Ini merupakan respon atas hubungan yang terjalin antara si pemuji dan yang dipuji. Alasan memuji Tuhan didasari oleh:
 
  1. Hal-hal yang telah Tuhan kerjakan. Ayat 4a,6,9 pemazmur berusaha untuk menjelaskan segala sesuatu yang telah Tuhan firmankan yang menjadi alasan mengapa ia memuji Tuhan. Pemazmur mengamati bahwa setiap kali Tuhan berfirman, maka segala sesuatu yang difirmankan-Nya jadi seperti yang dikehendaki-Nya. Ayat 4b,5,7-8, pemazmur kembali menjelaskan tentang alasan memuji Tuhan, yaitu segala sesuatu yang telah Tuhan kerjakan. Tuhan menjalankan segala sesuatu dengan keadilan. Tuhan memelihara bumi ini dengan penuh kesetiaan, sehingga jika tanpa campur tangan Tuhan, maka dapat dipastikan semuanya akan kacau balau.
  2. Hal-hal yang akan Tuhan kerjakan. Ayat 10-11 dijelaskan oleh pemazmur tentang rencana Tuhan yang tidak dapat digagalkan oleh siapa pun. Tuhan sanggup menggagalkan rencana baik bangsa-bangsa maupun suku-suku bangsa, tetapi rancangan hati-Nya pasti selalu terwujud. Dalam ayat 12-17 dijelaskan oleh pemazmur tentang jaminan Tuhan. Banyak orang mendasarkan harapannya kepada kekuasaan, kekuatan, ataupun ketangkasan. Namun, terbukti bahwa semua itu tidak dapat dijadikan jaminan. Sebaliknya, jaminan Tuhan sangat pasti dan tidak perlu disangsikan.
4.        Hasil Memuji Tuhan
Pemazmur sangat menyadari bahwa takkala ia memuji Tuhan bukanlah sebagai sesuatu yang sia-sia. Sebaliknya, dalam ayat 18-22 pemazmur menjelaskan bahwa ada banyak hal positif yang dihasilkan dari kehidupan pujiannya kepada Tuhan. Tatkala ia hidup dalam pujian kepada Tuhan, pemazmur merasakan:
  1. Dalam ayat ke 18-19 pemazmur menyadari dan merasakan pemeliharaan Tuhan yang begitu nyata. Mata Tuhan tertuju kepada orang yang takut akan Dia dan mengharapkan kasih setia-Nya. Sehingga di masa-masa yang sulit sekalipun, pertolongan Tuhan menjadi nyata.
  2. Dalam ayat ke 20-22 pemazmur mengalami penyataan sifat-sifat Tuhan dalam kehidupannya. Tuhan dirasakan sebagai penolong (ayat 20b), pelindung (ayat 20b), pengudus (ayat 21b), dan pengasih (ayat 22).
  3. Dalam ayat 21a, pemazmur mendapatkan sukacita yang meluap dalam hati dan kenyataan tersebut tidak dapat dibandingkan dengan apa pun juga.
  4. Pemazmur merasakan adanya pertumbuhan iman (Mazmur 33:20a,21b, 22b). Pernyataan tersebut menyatakan bahwa pujian yang benar kepada Tuhan memungkinkan si pemuji mengalami pertumbuhan iman sehingga pengharapan dan keyakinannya kepada Tuhan semakin hari semakin kuat.
Pemahaman yang benar tentang aspek-aspek memuji Tuhan berdampak bukan hanya terhadap pertumbuhan si pemuji itu sendiri, melainkan juga kepada orang yang mendengar pujian dan Tuhan senang dengan pujian seperti itu.