Seberapa Besar Nilai-Nya Di Hidupku?

Oleh JLo dalam Warta 201111


Di dalam rutinitas yang kita jalani setiap hari, pernahkah berhenti sejenak dan merenungkan betapa dahsyatnya kehidupan dalam tubuh jasmaniah kita, atau bepergian ke suatu tempat yang memiliki pemandangan alam yang indah,yang membuat perasaan menjadi takjub, kemudian tanpa disadari kekaguman terhadap pribadi yang mahakuasa,  berkarya dalam penciptaan,alam semesta ini, muncul dari benak kita.

Kadang kesibukan mengaburkan mata hati kita untuk bisa melihat pekerjaan-pekerjaan Tuhan yang besar di sekitar kita, tuntutan pekerjaan dan pencapaian-pencapaian target pribadi seringkali menggantikan kebenaran bahwa  “berkat adalah dari Tuhan dan susah payah tidak akan menambahinya”. 

Sejak semula Allah ingin umat-Nya untuk menjadikan DIA sebagai yang utama dalam kehidupan mereka, DIA menggambarkan diri-Nya sebagai Allah yang cemburu karena DIA pencipta dari kehidupan dan mahakuasa, tidak ada yang menyamai-Nya dan tidak menghendaki umat-Nya menyembah kepada allah  lain, yang sebenarnya tidak memiliki kuasa yang sama dengan-Nya dan tidak sempurna seperti DIA. Sudah selayaknya kalau Sang Pencipta akan sangat melindungi ciptaanNya sebaliknya ciptaanNya memberikan nilai dan penghargaan yang besar kepada Penciptanya.

Saya sangat terinspirasi dengan Daud dalam Mazmur 23, dalam ayatnya pertama dikatakan 
“Tuhan adalah gembalaku, tak kan kekurangan aku “ 

kalau saya terjemahkan dalam bahasa perenungan saya,seperti ini 
   “Jika Tuhan yang menuntun dan memelihara  aku, tidak ada lagi yang aku inginkan, tidak ada satu hal pun yang kurang di hidupku”  

dan bila kita bandingkan dengan Matius 6:31-33 yang berkata 
    “Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan Kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”

Dari ayat-ayat di atas jelas bahwa bila Tuhan dan kebenaran-Nya menjadi nomor satu di hidup kita, maka segala kebutuhan kita akan tercukupi.

Hari ini apakah penyembahan kita benar-benar hanya tertuju kepada DIA, berhati-hatilah bahwa iblis juga berusaha menarik penyembahan untuk dirinya (Matius 4:8-9), oleh karena itu jika orientasi hidup kita hari ini tanpa disadari hanya mengejar keinginan-keinginan atau pencapaian-pencapaian yang tidak ada habisnya untuk pemenuhan kepuasan hati,  sadarlah bahwa tipuan si jahat berhasil mempedayai diri kita  untuk menyembahnya. 

Kepada siapa penyembahan kita tujukan, dapat diketahui dengan cara “kepada siapakah kita menaruh penghargaan yang terbesar atau memberi nilai tertinggi dalam hidup ini?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.