Di dalam rutinitas yang kita jalani
setiap hari, pernahkah berhenti sejenak dan merenungkan betapa dahsyatnya
kehidupan dalam tubuh jasmaniah kita, atau bepergian ke suatu tempat yang
memiliki pemandangan alam yang indah,yang membuat perasaan menjadi takjub,
kemudian tanpa disadari kekaguman terhadap pribadi yang mahakuasa, berkarya dalam penciptaan,alam semesta ini,
muncul dari benak kita.
Kadang kesibukan mengaburkan mata
hati kita untuk bisa melihat pekerjaan-pekerjaan Tuhan yang besar di sekitar
kita, tuntutan pekerjaan dan pencapaian-pencapaian target pribadi seringkali
menggantikan kebenaran bahwa “berkat
adalah dari Tuhan dan susah payah tidak akan menambahinya”.
Sejak semula Allah ingin umat-Nya
untuk menjadikan DIA sebagai yang utama dalam
kehidupan mereka, DIA menggambarkan diri-Nya sebagai Allah yang cemburu karena DIA
pencipta dari kehidupan dan mahakuasa, tidak ada yang menyamai-Nya dan tidak
menghendaki umat-Nya menyembah kepada allah
lain, yang sebenarnya tidak memiliki kuasa yang sama dengan-Nya dan
tidak sempurna seperti DIA. Sudah selayaknya kalau Sang Pencipta akan sangat melindungi
ciptaanNya sebaliknya ciptaanNya memberikan nilai dan penghargaan yang besar
kepada Penciptanya.
Saya sangat
terinspirasi dengan Daud dalam Mazmur
23, dalam ayatnya pertama dikatakan
“Tuhan adalah gembalaku, tak kan kekurangan
aku “
kalau saya terjemahkan dalam bahasa perenungan saya,seperti
ini
“Jika
Tuhan yang menuntun dan memelihara aku,
tidak ada lagi yang aku inginkan,
tidak ada satu hal pun yang kurang di hidupku”
dan bila kita bandingkan dengan Matius 6:31-33 yang berkata
“Sebab itu janganlah kamu kuatir dan
berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan Kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak
mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan
kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”
Dari ayat-ayat di atas jelas bahwa bila Tuhan dan kebenaran-Nya
menjadi nomor satu di hidup kita, maka segala kebutuhan kita akan tercukupi.
Hari ini apakah penyembahan kita benar-benar hanya tertuju kepada DIA,
berhati-hatilah bahwa iblis juga berusaha menarik penyembahan untuk dirinya (Matius
4:8-9), oleh karena itu jika orientasi hidup kita hari ini tanpa disadari hanya
mengejar keinginan-keinginan atau pencapaian-pencapaian yang tidak ada habisnya
untuk pemenuhan kepuasan hati, sadarlah
bahwa tipuan si jahat berhasil mempedayai diri kita untuk menyembahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.