Ungkapan Kasih

Oleh : D dalam Warta 051210
Merasakan kasih dari orang yang kita sayangi bagian dari anugrah yang Dia berikan. Akan tetapi apa yang terjadi jikalau ungkapan kasih yang kita berikan ataupun kita terima tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan ?  bahkan mungkin hal tersebut sudah mengganggu kenyamanan kita. Tentunya hal tersebut akan membawa dampak yang tidak baik bagi hubungan kita dengan orang yang kita kasihi. 

Dalam hubungan orang tua dan anak seringkali didapati sebuah sikap yang over protective orang tua terhadap anaknya; orang tua merasa dengan membuat anaknya selalu dalam zona aman adalah hal yang terbaik dan membuat pikiran dan perasaan mereka tenang; sementara itu untuk sang anak, sikap orang tua mungkin telah membatasinya dalam  mengembangkan potensi dirinya. Dalam hubungan berpasangan, juga sering didapati salah satu dari pasangan atau bahkan dua-duanya masih berorientasi pada dirinya sendiri sehingga merasa saling perlu menerapkan dan memaksakan  ‘kebiasaan’ masing-masing pada pasangan mereka. Dampaknya, hubungan tersebut akan terasa ‘menyiksa’  bagi satu sama lain, dan mungkin orang lain akan melihatnya sebagai hubungan dengan sifat kekanak-kanakan.

Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat.
Roma 13:10

Perlu disadari bahwa mengasihi orang lain dari dalam hati kita adalah hal baik, namun apabila disampaikan dan diungkapkan dengan cara yang tidak sesuai akan menjadi hal yang kurang baik. Diperlukan hikmat dalam mengungkapkan kasih, tidak sekedar kemauan yang selalu berorientasi pada diri sendiri dan memandang apa yang baik dari sudut pandang pribadi. Mengasihi seseorang juga berarti bahwa menyiapkan diri kita untuk mengerti orang tersebut, mengetahui apa yang dibutuhkan dan menjadi keinginannya. Untuk selanjutnya ‘diolah dan disajikan’ dengan baik. Gunakan hikmat.

Kasih tidak selamanya diungkapkan juga dengan cara yang kita sukai terkadang sebuah sikap dan teguran yang tegas dan keras terekspresi dalam kasih. Karena kasih tidak hanya berorientasi pada kepentingan orang yang mengasihi atau dikasihi saja, tapi juga kepentingan bersama untuk menciptakan sesuatu yang lebih baik. Namun yang terlebih penting adalah ungkapan kasih dari dalam hati.

“Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah! “
Wahyu 3:19

 Sebuah sudut pandang ‘saling’; saling mengerti dan memahami, sebagai orang yang mengasihi dan sebagai orang yang dikasihi. Sebuah kedewasaan dalam hubungan. Sebagai orang yang memberikan kasih akan selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi orang yang dikasihi, dan sebagai orang yang menerima kasih karunia berusaha menghargai setiap kasih yang diterima. Dengan hati yang tulus dan murni setiap orang berhak mengungkapkan kasihnya.

Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu, maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia. 
Amsal 3:3-4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.