Tetapi bertanyalah kepada binatang, maka engkau akan diberinya pengajaran, kepada
burung di udara, maka engkau akan diberinya keterangan.Atau bertuturlah kepada bumi,
maka engkau akan diberinya pengajaran, bahkan ikan di laut akan bercerita kepadamu.
(Amsal 12:7-8)
burung di udara, maka engkau akan diberinya keterangan.Atau bertuturlah kepada bumi,
maka engkau akan diberinya pengajaran, bahkan ikan di laut akan bercerita kepadamu.
(Amsal 12:7-8)
Apa yang terpikirkan saat Anda mengetahui segala sesuatu yang terjadi disekeliling Anda? Apa yang Anda pikirkan saat melihat masalah narkoba, pelacuran, perdagangan manusia (human trafficking), moral, dan yang lainnya? Apakah saat melihatnya dengan serta merta Anda menghujat? Berkomentar ini dan itu? Tidak menghiraukan segala sesuatu yang sedang terjadi? Atau malah ingin melakukan perubahan tapi tidak tahu harus bertindak bagaimana dan mulai dari mana?
Seringkali kita malah berubah menjadi “pakar-pakar” dadakan, menjadi “hakim-hakim” yang mulia, serta orang-orang “suci” yang tak tercela – reaksi yang memang dianggap sebagai sebuah normalitas dalam budaya masyarakat gossip/ pop.
Lingkungan kita yang sedang kritis membutuhkan lebih dari sekedar aksi sok pintar dan teriak-teriak ala jalanan kita. Mereka membutuhkan sebuah pemahaman yang utuh atas diri mereka sebagai masyarakat yang dipenuhi banyak elemen lengkap dengan semua problematikanya. Dan lebih dari itu, masyarakat kita membutuhkan sesuatu yang produktif, yang berarti mampu mendatangkan kebaikan bersama. Bukankah ini sebuah panggilan nurani yang nyata – yang sebenarnya sudah mulai menggoda siapa saja yang bersentuhan dengan realita – dan sedang membutuhkan sentuhan terbaik untuk mulai dimainkan perannya?
Sesungguhnya ada begitu banyak suara dan makna yang bisa kita jumpai dan coba untuk pahami jika sejenak saja kita mau menjadi “pendengar” dan “perasa” yang baik. Sesungguhnya kita jugalah aktor dari lancar tidaknya akses kepada sebuah jalan solusi yang bijak, yang meskipun terkadang tidak seperti apa yang dibayangkan dan dipertentangkan.
Kita sebagai sebuah bagian elemen dari sesuatu yang lebih besar memiliki tugas – dan lebih dari itu, tanggung jawab dan panggilan – untuk melakukan dan menghasilkan apa yang baik terhadap hal-hal tidak baik yang sedang terjadi. Kelangsungan sebuah masyarakat ditentukan oleh diri masyrakat itu sendiri. Mulailah dari menjadi “pendengar” dan “perasa” yang baik untuk kemudian menjadi “pemikir” dan “pelaksana” yang baik untuk menghasilkan apa yang baik untuk seluruh masyarakat bersama, yang akhirnya juga mendatangkan kebaikan bagi kita. Gbu (ISK)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.